PersamaanOrang Jawa dan Orang Jepang (hal yang hilang dari suku jawa) Sunday, August 7, 2016 perhatikan tata bahasa baik orang jawa dan orang jepang. Malah saya rasa jarang atau bisa dibilang enggak ada orang indonesia yang memperlajari tata cara penulisan 'hanacaraka', malah kebanyakan dari mereka belajar tentang tata cara menulis Indonesia dan Jepang memiliki hubungan yang sangat erat dalam berbagai bidang sekarang ini. Contohnya di bidang otomotif, dimana banyak pabrikan Jepang yang memproduksi mobil dan motor di Indonesia. Kerjasama yang lain dalam bidang pendidikan. Dimana banyak beasiswa yang diberikan pemerintah Jepang kepada pelajar Indonesia yang berprestasi. Ada beberapa persamaan Dibalik kerjasama yang erat dalam berbagai bidang tersebut, ternyata Indonesia dan Jepang memiliki beberapa persamaan yang perlu diketahui. Mungkin ada beberapa dari anda yang belum menyadarinya, tapi segera setelah membacanya dibawah ini, maka andapun akan mendapat pencerahan. Ok, dibawah ini adalah beberapa persamaan antara Indonesia dan Jepang, "Check it out!!!"1. Satu benua Betul kan? Indonesia dan Jepang berada dalam satu benua yang disebut dengan Asia. Walaupun jarak kedua negara jauh, tapi tetap saja berada dalam satu benua. Yang menjadi pembeda adalah letak kedua negara ini berdasarkan kawasannya. Indonesia berada di kawasan asia tenggara dan Jepang ada di kawasan asia Benderanya Ada apa dengan bendera kedua negara ini? Apakah yang sama? Bendera Indonesia dan Jepang Kira-kira persamaan apa yang anda bisa lihat dari kedua bendera tersebut? Bagaimana, sudah tahu yang membuat keduanya sama? Iya, tentu saja adalah warnanya. Benderanya sama-sama terdiri dua warna Dan kedua warnanya pun sama, yaitu merah dan putih. Memang bentuk tampilan benderanya berbeda. Kalau Indonesia warna merah dan putihnya sama-sama persegi panjang, sedangkan bendera jepang warna merahnya berbentuk bulat. Pengucapakan kata antara bahasa indonesia dan jepang hampir sama lho. Kalau dalam bahasa indonesia, kita mengucapkan semua huruf yang ada dalam satu kata, di jepang pun hampir berlaku semua itu. Contoh kami Kami dalam bahasa jepang artinya kertas dan dalam bahasa indonesia menunjukkan kumpulan beberapa orang. Tapi cara pengucapannya dalam bahasa jepang sama, dibaca layaknya bagaimana kita mengucapkan "kami" dalam bahasa indonesia. ari Pengucapannya ya "ari", tanpa ada perubahan yang berarti dan mirip dengan bahasa indonesia. Mungkin yang membedakan hanya intonasinya saja. Kalau pengucapan bahasa indonesia dan inggris tentu tidak sama kan? Ada kata yang diucapkan berbeda dengan tulisannya. Anda pasti sudah tahu kan bagaimana bedanya? 4. Sering dilanda gempa bumi Kedua negara ini memang sangat sering dilanda gempa bumi dan bahkan sering diikuti dengan air laut yang naik ke permukaan, atau disebut dengan tsunami. Mungkin masih ingat bagaimana gempa bumi besar pernah terjadi di Aceh tepatnya pada tahun 2004 dan juga yang terjadi di Jepang tahun 2011. Kedua gempa ini mengakibatkan terjadinya tsunami yang menyebabkan kerusakan parah diberbagai daerah yang dilaluinya. Kalau di Jepang sangat dikenal dengan huruf Hiragana, Katakanan dan Kanji, dimana karakter hurufnya tidak sama dengan huruf yang dipakai di banyak negara, yaitu huruf romawi huruf yang sehari-hari kita gunakan untuk menulis Tapi di daerah Bali dan Jawa, terkenal dengan huruf A, Na, Ca, Ra Ka. Dimana huruf-huruf aslinya tidak berupa huruf romawi. Sedikitnya ini bisa menjadi persamaan bagi Indonesia dan Jepang yang sama-sama memiliki huruf non-romawi. Walaupun Jepang adalah negara yang maju, namun disana masih banyak penduduknya yang bertani, sama dengan di Indonesia. Kemudian yang lebih menarik lagi adalah dikedua negara ini, tanaman pangan pokok yang banyak ditanam adalah Makanan pokoknya Indonesia dan Jepang sama-sama menggunakan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. Sering kan melihat orang Jepang makan nasi menggunakan sumpit?8. Terdiri dari pulau-pulau Jepang juga merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau, sama dengan negara kita Indonesia. Di Jepang sendiri ada beberapa pulau besar yang banyak didiami oleh penduduknya. Berbentuk negara kepulauan, kedua negara ini memang sangat banyak menghasilkan produksi ikan dan hasil laut lainnya. Para penduduk di kedua negara inipun banyak yang berprofesi sebagai Menghargai warisan budaya leluhur Sampai sekarang kita masih bisa melihat bagaimana warisan budaya dari para leluhur tetap eksis di masing-masing negara. Kalau Indonesia banyak mempunyai budaya tradisional dalam hal pakaian, makanan dan festival, di Jepang pun juga sama. Masyarakat di kedua negara terus melestarikan warisan adi luhung tersebut. Bahkan mendatangkan keuntungan ekonomis yang tinggi. Dibuktikan dengan banyaknya kunjungan wisatawan luar negeri yang kepincut melihat bagaimana tradisi itu dilakukan. Mereka membutuhkan hotel, makanan, pakaian dan juga oleh-oleh untuk dibawa pulang. Akhirnya, masyarakat lokal mendapatkan peluang ekonomi yang menggiurkan dan sehingga meningkatkan pendapatan mereka. Kesimpulan Ternyata Indonesia dan Jepang memiliki banyak persamaan ya. Mulai dari warna bendera, pekerjaan, kondisi geografis sampai bagaimana cara penduduknya untuk menjaga warisan budaya dari para leluhur. Dan Jepang adalah negara yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sayapun tidak sabar untuk segera berada disana dan merasakan bagaimana suasana kehidupan sehari-harinya Ngareeepppp... 😂😂 Baca juga ya Belajar berbagai frasa bahasa jepang Mengambil manfaat dari anime jepang dan drama korea Tempat mencari lirik anime plus translate english Uniknya Indonesia
Walaupunada juga yang terdiri dari 2 huruf konsonan dan satu huruf vokal seperti chi-shi-tsu dan lain-lain, tapi tetap saja karena kemiripan struktur kata-kata, ada beberapa kata dalam bahasa Jepang yang ada di bahasa Indonesia dengan arti yang sama sekali nggak nyambung. Contohnya, aku, asa, ada, ani, bara, era, iya, mata, nama, kata, raba

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Percaya gak kalau Jawa dan Jepang itu sedenyut dan sealiran darah? Maksudnya, ada banyak persamaan baik dalam bahasa maupun cara pikirnya, setidaknya dalam pandanganku sebagai native Jawa yang saat ini sedang mendalami Jowo yang belajar bahasa Jepang pada awalnya pasti merasakan beberapa kemiripan antara Jepang dan Jawa ini. Misalnya, dalam hal hurufnya yang berbunyi sesuai dengan mora atau jumlah ketukan. Dalam pengajaran Bahasa Jepang tingkat awal, secara mudahnya huruf Bahasa Jepang di istilahkan dengan 「あかさたな」 "A, Ka, Sa, Ta, Na", untuk lebih memudahkan masuk dalam otak orang Jawa. karena ada kemiripan bunyi dalam huruf Bahasa Jawa "Ha Na Ca Ra Ka". Keduanya dituliskan tanpa spasi dan juga masing-masing memiliki "huruf dasar" yang kemudian ada beberapa perubahan untuk variasi bunyinya yang lain. Bedanya, huruf dalam Bahasa Jawa ini berasal dari suatu legenda "Aji saka". Sedangkan huruf kana bahasa Jepang dari huruf kanji yang dengan cara pikir antara Jawa dan Jepang ini aku tersadar, saat aku berkumpul dengan keluarga besar yang hampir semuanya orang Jawa saat mudik hari Raya tempo hari. Beberapa peristiwa yang tertangkap mata dan telingaku saat berkumpul dengan keluarga besar hal pemakaian bahasa halus dan gesture santun ini secara tidak sadar satu-satunya anak laki-lakiku menyadarkan aku kalau Jawa dan Jepang ini mirip. Maklum anak laki-laki, biasanya kasar dalam tingkah laku dan bahasa, apalagi dibesarkan dalam lingkungan Suroboyo-an. Dia meninggalkan Surabaya belum genap berusia 15 tahun. Dan semua orang, aku kira akan maklum jika dia berlaku kurang sopan dalam kacamata wong Jowo asli. Suatu saat semuanya sedang duduk santai di bawah. Anak laki-laki ku harus melewati eyang bulik, eyang Ti, pak de, dan tantenya. Sangat mengejutkan mereka semua, karena dia mengangkat salah satu tangannya di depan hidung, tanda meminta ijin untuk lewat melangkahi orang-orang yang lebih tua yang sadang leyehan duduk di bawah. Spontan eyang bulik adik ibuku berujar, “Wah hebat koe le, suwi neng Jepang kok isih eling adat Jowo”Aku sempat tertegun, anakku langsung berucap, “Tidak eyang bulik, yang saya lakukan itu ya seperti biasanya anak-anak Jepang jika ingin minta jalan untuk lewat”Ya, memang dalam adat Jepang, meminta jalan itu dinyatakan dengan bahasa tubuh mengangkat sebelah tangan di depan hidung. Sedangkan adat Jawa, menyulurkan tangan ke bawah. Baik dalam Jawa dan Jepang disertai dengan gesture sedikit membungkukan badan sedikit. Dalam bahasa Jawa disertai ucapan “nuwun sewu”, sedangkan dalam bahasa Jepang disertai ucapan ”sumimasen”Minggu lalu saat diskusi dengan teman di kampus, smsku yang aku kirim untuk anak secara tidak sengaja, sempat terbaca teman kampus. Waktu itu aku cuman tulis "iyo". Eehh... si teman cewek Jepang itu nanya, 「いよ」ってインドネシア語?日本語と似ているね "iyo" tte Indonesiago? Nihongo to niteiru ne emang itu Bahasa Indonesia? Mirip banget bahasa Jepang ya. Ya jelas ajalah si teman itu penasaran setengah mati, karena memang dalam bahasa Jepang ada 良いよii yo, yang biasa diartikan "Boleh kok, silakan" dalam ragam bahasa non formal, dalam formalnya berbunyi 良いですよii desu ragam bahasa formal dan non formal, ada juga lho kemiripan antara Bahasa Kromo, bahasa Jawa, dan 敬語keigo, ragam Bahasa Halus, bahasa Jepang, tetapi pemakaiannya berbeda, saling bertolak belakang. Katanya di antara bahasa-bahasa yang ada di Asia yang memiliki ragam Bahasa Halus, hanya bahasa Jepang yang berbeda. Untuk menentukan seseorang memakai Bahasa Halus ini baik dalam bahasa Jepang maupun Bahasa Jawa, di tentukan dengan cara mempertimbangan posisi diri dan lawannya. Dalam Bahasa Jepang jika lawanya dianggap 'orang luar', maka untuk membicarakan sesama 'orang dalam' 身内 Miuchi, dipakai 謙譲語 kenjogo Bahasa kromo inggil versi Bahasa Jepang untuk merendahkan diri. Beda akan halnya Bahasa Jawa, tidak memperdulikan yang dibicarakan itu "orang dalam" atau bukan, yang terpenting adalah orang yang dibicarakan itu lebih tua dalam usia kalender atau lebih dituakan dalam konteks status sosial masyarakat. Inilah bedanya, memang cukup membinggungkan pembelajar bahasa Jepang orang Indonesia terutama orang Jawa karena titik tolak berpikirnya adat Jawa ada hitungan weton, di Jepang juga ada lhoo, tapi jumlahnya 6, di sebut 六曜, bukan lima seperti di Jawa. Sepertinya menghitungnya juga berbeda. Kalau dalam adat Jawa ada pon, wage, kliwon, legi, pahing. Sedangkan adat Jepang ada 先勝senshou, 友引 tomobiki, 先負senbu, 赤口akakuchi, 大安 taian, 仏滅 memiliki makna yang beda. Misalnya jika akan melakukan upacara kremasi jenazah, pasti dihindari hari 友引 tomobiki, karena memiliki 'menarik teman'. Jadi harus ditunda, tetapi beda untuk menentukan hari pernikahan 友引 tomobiki, dan 大安 taian'keselamatan besar' merupakan hari baik. Juga pada saat pindahan jika harinya jatuh pada 先勝senshou, maka pindahannya dilakukan sejak pagi, karena jika lewat siang hari bukan merupakan saat yang baik, berlawanan dengan 先負senbu, pindahannya dimulai pada sore sekelumit Jawa dan Jepang yang ternyata sedenyut senadi. Pada beberapa bagian sama, tetapi karena sudut pandang beda, yang berbalik maknapun juga ada. Kalau tidak mendapatkan informasi yang cukup, pastilah akan kebolak balik memakainya. Misalnya jika pembelajar bahasa Jepang yang orang Jawa itu, suatu saat bekerja di suatu perusahaan besar Jepang dan waktu terima telpon dia membahasakan bosnya dengan Bahasa Kromo Inggil yang terinterferensi cara pikir Jawa, bisa runyam. Dalam adat Jawa, si Boss harus dituakan dan biasanya dari status sosial masyarakatnya jelas si bossnya itu lebih tinggi dari si penelpon, jadi harus memakai Kromo Inggil. Tetapi dalam bahasa Jepang, berbalik. Jadi kalau dia waktu menelpon itu memakai cara pikir Jawa, bisa-bisa dia dipecat, dianggap tidak sopan telah mencemarkan perusahaan karena tidak merendah diri terhadap lawan perusahaan lain. Suatu keharusan memakai bahasa yang merendah serendah-rendahnya karena lawannya adalah 'orang luar'. Tidak peduli kedudukan si penelpon hanyalah seorang pegawai rendahan sekalipun dalam perusahaannya. Sedangkan orang yang dibicarakan adalah Boss besarnya. Jawa dan Jepang, yang sedenyut senadi, tapi juga tak sejalur sealiran. Hanya diperlukan kesadaran untuk terus mencari sebuah informasi untuk bisa berinteraksi yang bernuah manis harmonis bagi pembelajar bahasa Jepang orang Indonesia atau pun pemerhati budaya Indonesia orang Jepang. Lihat Sosbud Selengkapnya

Mungkinpost berikut saya akan share persamaan kanji jepang dengan hanzi tradisional. Berikut beberapa kanji/hanzi yang sama dan memiliki arti sama: 1. 来年 ( tahun depan) Dalam mandarin, hanzi ini dibaca Láinián. Dalam jepang, kanji ini dibaca Rainen. 2. 料理 ( masakan) Dalam mandarin, hanzi ini dibaca Liàolǐ.
Indonesia dan Jepang menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1958. Keduanya adalah dua negara Asia yang memiliki hubungan sejarah, ekonomi, dan politik. Kedua negara mengalami masa sulit dalam Perang Dunia II ketika Hindia Belanda saat itu diduduki Tentara Kekaisaran Jepang selama tiga setengah tahun. [1] Jepang adalah mitra dagang utama Indonesia. Jepang merupakan mitra ekspor terbesar Indonesia dan juga merupakan donor utama bantuan pembangunan ke Indonesia melalui Japan International Cooperation Agency. Indonesia adalah pemasok penting sumber daya alam seperti gas alam cair ke Jepang. Kedua negara tersebut merupakan anggota G20 dan APEC. Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 11 eibu ekspatriat Jepang sedangkan di Jepang terdapat sekitar 24 ribu warga negara Indonesia yang bekerja dan mengikuti pelatihan. Iklan Indonesia memiliki kedutaan besar di Tokyo dan konsulat di Osaka. Jepang memiliki kedutaan besar di Jakarta, Konsulat Jenderal di Surabaya, dan Konsulat di Medan, Denpasar, Makassar. Menurut Polling BBC World Service 2014, 70% orang Indonesia memandang pengaruh Jepang secara positif, dengan 14% menyatakan pandangan negatif, menjadikan Indonesia salah satu negara paling pro-Jepang di dunia. Ada banyak kesamaan budaya antara budaya kuno Indonesia dan Jepang. Misalnya, kuil Bali dan kuil Jepang 1 Matsuri festival Jepang sangat mirip dengan Indonesia Bali sehingga orang dapat bertanya-tanya apakah salah satunya tidak ditiru dari yang lain. Selama kremasi di Bali, jenazah diangkut di kuil portabel, mirip dengan cara orang Jepang membawa mikoshi mereka. Pemakaman di Bali sangat menyenangkan dan orang-orang mengayunkan kuil portabel di jalan-jalan dan membuat suara keras untuk menakut-nakuti roh jahat. 2. Rumah Jepang dan Bali memiliki dinding yang mengelilinginya, awalnya dimaksudkan untuk mencegah roh jahat menembus properti. 3. Baik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama nama depan sering memilih kata-kata yang melambangkan arti yang baik, sebagai doa agar anak menjadi jalan hidup yang baik. 4. Senioritas sangat penting dalam segala bidang baik di Jepang maupun di Indonesia Selain itu, di Jepang, Anda harus melepas sepatu Anda sebelum masuk ke rumah Anda atau rumah teman Anda. Dan di Indonesia, juga ada budaya yang sama. Jika Anda datang ke rumah Indonesia mana pun di negara ini, Anda diharapkan melepas sepatu Anda dan masuk ke rumah dengan sepatu Anda dianggap tidak sopan di Indonesia. Di Jepang, ketika mereka tidak setuju dengan Anda, mereka cenderung tidak akan mengatakannya di depan Anda. Kami juga melakukan hal yang sama di sini di Indonesia. Jika kami tidak setuju dengan Anda, kami juga tidak akan mengatakannya di depan Anda. Katakanlah Anda mencoba meminta seorang gadis Indonesia untuk pergi keluar dan dia tidak menginginkannya, dia tidak akan mengatakan tidak di depan Anda tetapi dia akan berkata "Saya lagi sibuk atau mungkin lain kali". Orang Jepang menggunakan isyarat untuk menunjukkan rasa hormat dengan membungkuk dan orang Indonesia juga menggunakan isyarat untuk menunjukkan rasa hormat tetapi kami tidak membungkuk seperti orang Jepang untuk menunjukkan rasa hormat kami. Ada beberapa kesamaan budaya. Saya bisa menyebutkan beberapa kesamaan antara Jawa, sebagai bagian dari Indonesia dan Jepang. - Keduanya adalah orang Mongoloid Asia. Ini bukan kesamaan budaya, keduanya bisa menjelaskan kesamaan di kedua budaya. - Kedua orang tersebut dikenal karena kesopanannya. - Kedua orang itu agak tertutup. - Kedua budaya menghindari konfrontasi, keduanya berusaha menjaga keharmonisan, dan menghindari orang lain kehilangan muka. - Kedua bahasa tersebut, yaitu bahasa Jawa dan Jepang, menggunakan sebutan kehormatan dan bahasa humilifik. - Kedua budaya itu hierarkis. - Beras memainkan peran penting dalam kedua budaya tersebut. - Kedua negara itu adalah pulau. - Orang Jawa adalah orang Austronesia, sedangkan orang Jepang mungkin memiliki populasi substrat Austronesia. Ada beberapa kata pinjaman Austronesia dalam bahasa Jepang. Pada 80 tahun yang lalu, tanggal 08 Desember 1941, Indonesia mempunyai perselisihan dengan Jepang. Perselisihan itu terjadi untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang seperti minyak bumi, timah, dan alumunium. Pada tanggal 17 Agustus 1945, kedua negara tersebut sudah membaik dan dinyatakan telah selesai. Namun, di setiap negara pastinya ada budaya yang memiliki indentitas masing-masing yang dapat dikembangkan dan dilestarikan. Untuk memperjelas berikut ini merupakan contoh budaya secara singkat antara kedua negara. Dengan keunikan yang berbeda di dalam kedua negara tersebut, pasti ada beberapa yang bisa kalian lakukan saat berkunjung bersama keluarga, teman, dan pasangan. Bisa dilihat dari berbagai sisi untuk membedakan antara kedua negara ini. Ikuti tulisan menarik Gayo Prank lainnya di sini.

Darianalisis kontrastif antara kata benda bahasa Jepang dengan kata benda. bahasa I ndonesia diatas dapat diambil kesimpulan kata benda dalam bahasa. Indonesia disebut juga denga nomina seperti

Abstract Kata Kunci Analisis Kontrastif, Peribahasa, Orang Manusia di negara manapun membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Seringkali pada saat manusia berkomunikasi terselip ungkapan-ungkapanperibahasa untuk memperhalus maksud kepada lawan bicara. Karena masing-masing negara memiliki budaya dan bahasa yang berbeda-beda, maka peribahasa yang dimiliki juga berbeda. Begitu pula dengan Negara Jepang dan Indonesia. Meskipun antara Jepang dan Indonesia memiliki peribahasa yang berbeda, namun jika diteliti lebih mendalam terdapat persamaan. Persamaan tersebut terlihat pada makna kiasan yang peribahasa Jepang maupun Indonesia memiliki berbagai macam unsur, antara lain adalah unsur binatang, tumbuhan, benda mati, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini unsur yang digunakan adalah unsur “orang”. Unsur “orang” ini digunakan karena peneliti ingin secara langsung mengetahui kata “orang” ini digunakan dalam peribahasa. Sekaligus agar lebih mengetahui karakter orang Jepang dan Indonesia di dalam sebuah peribahasa. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk 1 mengetahui peribahasa Jepang yang menggunakan kata “orang” hito yang memiliki persamaan arti dengan peribahasa Indonesia, 2 mengetahui jenis-jenis peribahasa Jepang dan Indonesia yang menggunakan kata “orang” hito, dan 3 mengetahui perbedaan antara peribahasa Jepang dengan peribahasa Indonesia yang menggunakan kata “orang” hito berdasarkan makna penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif. Peneliti juga menggunakan analisis kontrastif untuk mencari persamaan dan perbedaan antara peribahasa Jepang dan Indonesia yang menggunakan kata “orang” hito berdasarkan makna leksikal dan makna data yang digunakan adalah berupa kamus-kamus peribahasa Jepang penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 21 peribahasa Jepang yang menggunakan kata “orang” hito yang memiliki persamaan arti dengan peribahasa Indonesia. Selanjutnya, jenis-jenis peribahasa Jepang dibagi menjadi tiga bagian yaitu, berdasarkan naiyou isi, bunkei bentuk kalimat, dan hyougen cara pengungkapan. Sedangkan jenis peribahasa Indonesia dibagi menjadi empat yakni, pepatah, Perumpamaan, idiom ungkapan, dan pemeo. Selain itu, terdapat perbedaan antara kedua peribahasa tersebut khususnya perbedaan pada makna leksikalnya. Perbedaan tersebut tentu dipengaruhi oleh perbedaan budaya antara Jepang dan Indonesia. Jepangterkenal akan keanekaragaman budayanya, begitupun Indonesia. Kedua negara ini sama-sama memiliki keunikan dan nilai tradisional yang masih bisa dilihat sampai sekarang. Namun hal tersebut hanyalah satu dari sekian persamaan budaya Jepang dan Indonesia. Masih ada banyak kemiripan lainnya antara dua negara di Asia ini.
dan perbedaannya Budaya adalah kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup komunitas itu. Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari nilai-nilai kesamaan dan perbedaan antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Dengan mengenali persamaan dan perbedaan kedua budaya itu, kita akan semakin dapat memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pihak yang berasal dari budaya yang berbeda. Kesulitan utama dalam membuat perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang disebabkan perbedaan karakteristik kedua bangsa tersebut. Bangsa Jepang relatif homogen, dan hanya memiliki sekitar 15 bahasa tidak berarti 15 suku bangsa, karena termasuk di dalamnya sign language untuk tuna rungu. Mereka telah memiliki sejarah jauh lebih panjang, sehingga nilai-nilai budaya itu lebih mengkristal. Iklan Adapun bangsa Indonesia berciri heterogen, multi etnik, memiliki lebih dari 700 bahasa, sehingga tidak mudah untuk mencari serpih-serpih budaya yang mewakili Indonesia secara nasional. Perlu dipisahkan nilai-nilai mana yang diterima secara nasional di Indonesia, dan mana yang merupakan karakter unik salah satu suku yang ada. Bahasan dalam makalah ini dibatasi pada perbandingan budaya Indonesia dan Jepang dari segi-segi sebagai berikut Nama dan tanda tangan, cara pemakaian gestur untuk penghormatan kepada yang lebih tua/dihormati. A. Tradisi penamaan di Jepang Nama di Jepang terdiri dari dua bagian family name dan first name. Nama ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan kuyakusho, selambat-lambatnya 14 hari setelah seorang bayi dilahirkan. Semua orang di Jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama keluarga. Tradisi pemakaian nama keluarga ini berlaku sejak jaman restorasi Meiji, sedangkan di era sebelumnya umumnya masyarakat biasa tidak memiliki nama keluarga. Sejak restorasi Meiji, nama keluarga menjadi keharusan di Jepang. Dewasa ini ada sekitar 100 ribu nama keluarga di Jepang, dan diantaranya yang paling populer adalah Satou dan Suzuki. Jika seorang wanita menikah, maka dia akan berganti nama keluarga, mengikuti nama suaminya. Namun demikian, banyak juga wanita karir yang tetap mempertahankan nama keluarganya. Dari survei yang dilakukan pemerintah tahun 1997, sekitar 33% dari responden menginginkan agar walaupun menikah, mereka diizinkan untuk tidak berganti nama keluarga [2]. Hal ini terjadi karena pengaruh struktur masyarakat yang bergeser dari konsep “ie”家 dalam tradisi keluarga Jepang. Semakin banyak generasi muda yang tinggal di kota besar, sehingga umumnya menjadi keluarga inti ayah, ibu dan anak, dan tidak ada keharusan seorang wanita setelah menikah kemudian tinggal di rumah keluarga suami. Tradisi di Jepang dalam memilih first name, dengan memperhatikan makna huruf Kanji, dan jumlah stroke, diiringi dengan harapan atau doa bagi kebaikan si anak. B. Tradisi penamaan di Indonesia Adapun masyarakat di Indonesia tidak semua suku memiliki tradisi nama keluarga. Masyarakat Jawa misalnya, tidak memiliki nama keluarga. Tetapi suku di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi memiliki nama keluarga. Dari nama seseorang, kita dapat memperkirakan dari suku mana dia berasal, agama apa yang dianut dsb. Berikut karakteristik nama tiap suku di Indonesia Suku Jawa sekitar 45% dari seluruh populasi biasanya diawali dengan Su untuk laki-laki atau Sri untuk perempuan, dan memakai vokal “o”. Contoh Sukarno, Suharto, Susilo, Joko, Anto, Sri Miranti, Sri Sundasekitar 14% dari seluruh populasi banyak yang memiliki perulangan suku kata. Misalnya Dadang, Titin, Iis, CecepSuku Batak beberapa contoh nama marga antara lain Harahap, Minahasa beberapa contoh nama marga antara lain Pinontoan, Bali Ketut, Made, Putu, Wayan dsb. Nama ini menunjukkan urutan, bukan merupakan nama nama yang berasal dari tradisi suku, banyak nama yang diambil dari pengaruh agama. Misalnya umat Islam Abdurrahman Wahid, Abdullah, dsb. Sedangkan umat Katolik biasanya memakai nama baptis Fransiskus, Bonivasius, Agustinus, dsb. C. Perbandingan kedua tradisi Persamaan antara kedua tradisiBaik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama first name sering memilih kata yang mensimbolkan makna baik, sebagai doa agar si anak kelak baik jalan hidupnya. Khusus di Jepang, banyaknya stroke kanji yang dipakai juga merupakan salah satu pertimbangan tertentu dalam memilih huruf untuk anak. Umumnya laki-laki di Jepang berakhiran “ro” 郎, sedangkan perempuan berakhiran “ko” 子 Perbedaan antara kedua tradisi sbb. Di Jepang, nama keluarga dimasukkan dalam catatan sipil secara resmi, tetapi di Indonesia nama keluarga ini tidak dicatatkan secara resmi di kantor pemerintahan. Nama family/marga tidak diperkenankan untuk dicantumkan di akta kelahiran. Di Jepang setelah menikah seorang wanita akan berganti nama secara resmi mengikuti nama keluarga suaminya. Sedangkan di Indonesia saat menikah, seorang wanita tidak berganti nama keluarga. Tapi ada juga yang nama keluarga suami dimasukkan di tengah, antara first name dan nama keluarga wanita, sebagaimana di suku Minahasa. Di Indonesia umumnya setelah menikah nama suami dilekatkan di belakang nama istri. Misalnya saja Prio Jatmiko menikah dengan Sri Suwarni, maka istri menjadi Sri Suwarni Jatmiko. Tetapi penambahan ini tidak melewati proses legalisasi/pencatatan resmi di kantor pemerintahan. Huruf Kanji yang bisa dipakai untuk menyusun nama anak di Jepang dibatasi oleh pemerintah sekitar 2232 huruf, yang disebut jinmeiyo kanji, sedangkan di Indonesia tidak ada pembatasan resmi untuk memilih kata yang dipakai sebagai nama anak unik yang timbul akibat perbedaan budaya Bagi orang Indonesia yg datang di Jepang, saat registrasi, misalnya membuat KTP sering ditanya mana yang family name, dan mana yang first name. Hampir setiap saat saya harus selalu menjelaskan perbedaan tradisi antara Indonesia dan Jepang, bahwa di Indonesia tidak ada keharusan memiliki family name. Umumnya hal ini dapat difahami dan tidak menimbulkan masalah. Tetapi adakalanya kami harus menentukan satu nama sebagai family name, misalnya saat menulis paper artikel ilmiah resmi, atau untuk kepentingan pekerjaan. Saat itu saya terpaksa memakai nama “Nugroho” sebagai family name agar tidak mempersulit masalah administrasi. Demikian juga saat anak saya lahir, kami beri nama Kartika Utami Nurhayati. Nama anak saya walaupun panjang tidak ada satu pun yang merupakan nama keluarga. Tetapi saat registrasi, pihak pemerintah Jepang kuyakusho meminta saya untuk menetapkan satu nama yang dicatat sebagai keluarga, karena kalau tidak akan sulit dalam pengurusan administrasi asuransi. Akhirnya nama “Nurhayati” yang letaknya paling belakang saya daftarkan sebagai nama keluarga. Bagi orang Jepang hal ini akan terasa aneh, karena dalam keluarga kami tidak ada yang memiliki nama keluarga yang sama. Masih berkaitan dengan nama, adalah masalah tanda tangan dan inkan stempel. Di Indonesia dalam berbagai urusan adminstrasi formal sebagai tanda pengesahan, tiap orang membubuhkan tanda tangan. Tanda tangan ini harus konstan. Banyak orang yang memiliki tanda tangan berasal dari inisial nama, tetapi dengan cara penulisan yang unik yang membedakan dengan orang lain yang mungkin memiliki nama sama. Tanda tangan ini juga yang harus dibubuhkan di paspor saat seorang Indonesia akan berangkat ke Jepang. Tetapi begitu tiba di Jepang, tanda tangan yang semula memiliki peran penting, menjadi hilang perananannya. Tanda tangan di Jepang tidak memiliki kekuatan formal. Tradisi masyarakat Jepang dalam membubuhkan tanda tangan adalah dengan memakai inkan stempel. Biasanya inkan ini bertuliskan nama keluarga. Ada beberapa jenis inkan yang dipakai di Jepang. Antara lain “Mitomein” 認印 dipakai untuk keperluan sehari-hari yang tidak terlalu penting, misalnya saat menerima barang kiriman, mengisi aplikasi.“Jitsuin” 実印 dipakai untuk keperluan penting, seperti membeli rumah, membeli mobil. Inkan tipe ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan.“Ginkoin” 銀行印 dipakai untuk membuka rekening di bank“Jitsuin” dan “ginkoin” sangat jarang dipakai dan harus disimpan baik-baik. Karena kalau hilang akan menimbulkan masalah serius dalam bisnis. Bagi orang asing saat masuk ke Jepang harus membuat inkan. Untuk membuat rekening bank, kita tidak boleh memakai tanda tangan, dan harus memakai inkan. Kecuali yubinkyoku masih membolehkan pemakaian tanda tangan. Karena tidak punya kebiasaan tanda tangan, banyak maka orang Jepang kalau diminta untuk menanda tangan di paspor misalnya, umumnya mereka menuliskan nama lengkap mereka dalam huruf kanji. Barangkali karena inilah maka kalau saya diminta seorang petugas pengiriman barang, untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti terima, dia berkata “tolong tuliskan nama lengkap anda”, padahal itu di kolom signature. Sepertinya untuk mereka, tanda tangan sama dengan menulis nama lengkap. D. Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang Salah satu topik menarik untuk dibahas adalah bagaimana memakai bahasa tubuh untuk mengungkapkan penghormatan. Jepang dan Indonesia memiliki cara berlainan dalam mengekspresikan terima kasih, permintaan maaf, dsb. Ojigi Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi ritsurei 立礼 dan zarei 座礼. Ritsurei adalah ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 saikeirei 最敬礼, keirei 敬礼, eshaku 会釈. Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal tangan Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari tangan Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya Paus, Kardinal. Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan. Cium pipi Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang. Sungkem Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri bagi muslim, sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya. Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat dipandang dari tradisi Jepang. Penutup Perbandingan dan persamaan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa bangsa Jepang relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen. Karenanya, perbandingan akan lebih mudah jika difokuskan pada satu suku bangsa di Indonesia. Misalnya budaya Jepang dengan budaya Jawa Tengah, atau budaya Jepang dengan budaya Sunda. Ikuti tulisan menarik Saina Afrisa lainnya di sini.
PemerintahJepang memaksa masyarakat Indonesia untuk mengikuti upacara dan budaya Jepang. Pemerintah Jepang mengizinkan orang Indonesia untuk mendirikan pesantren, organisasi, dan budaya tradisional. Warga negara Jepang tidak menghargai atau meremehkan status wanita. Hal ini karena pemerintah Jepang membuat tipu muslihat untuk mengirim wanita
Contents1. 1. Susunan ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang2. 2. Penentuan Unsur Kata Benda dalam ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang3. 3. Kata yang menerangkan dan ☆Bahasa ☆Bahasa Perbandingan MD vs DM4. 4. Perubahan Bentuk Kata ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang5. 5. Perubahan Bentuk Kata ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang6. 6. Ragam ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang 1. Susunan Kalimat ☆Bahasa Indonesia Struktur Fixed S + P + O + K Penjelasan Pada dasarnya, susunan kalimat dalam bahasa Indonesia terdiri atas urutan Subjek + Predikat + Objek + Keterangan. Contoh Bahasa Indonesia Fixed S + P + O + K ☆Bahasa Jepang Struktur Fleksibel unsur1 + unsur2 + unsur3… + P Penjelasan Susunan kalimat dalam bahasa Jepang fleksibel bebas, asal predikatnya diletakkan pada akhir kalimat. Contoh Bahasa Jepang Fleksibel unsur1 + unsur2 +… + P ※ Meskipun urutannya berbeda-beda, kalimat 1 ~ 6 artinya sama, yaitu "Dewi makan bakso di warung". 2. Penentuan Unsur Kata Benda dalam Kalimat ☆Bahasa Indonesia Struktur Urutan KB1S + KKP + KB2O *KB=kata benda, KK=kata kerja Penjelasan Unsur kata bend seperti subjek dan objek ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat. Contoh Bahasa Indonesia KB1S + KKP + KB2O ☆Bahasa Jepang Struktur Partikel [KB1 + Partikel] [KB2 + Partikel] […] + Predikat Penjelasan Unsur kata benda ditentukan oleh “partikel sejenis kata bantu” seperti ga, wa, o, dan lain-lain, dan tidak ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat. Fungsi partikel dalam bahasa Jepang mirip "kata depan" dalam bhs Indonesia. Namun, justru partikel dalam bahasa Jepang merupakan "kata belakang" yang dapat menunjukkan subjek dan objek juga. Contoh Bahasa Jepang [KB1 + Partikel] [KB2 + Partikel] […] + KKPredikat atau Kalimat 1 dan 2 artinya sama, yaitu “Dewi makan bakso” meski pun urutan kata kalimat 1 dan 2 berbeda. Unsur seperti subjek dan objek ditentukan oleh partikel. Dalam contoh kalimat di atas, partikel “wa” menunjukkan subjek atau topik, sedangkan partikel “o” menunjukkan objek. Partikel-lah menentukan jenis unsur kata benda dalam kalimat bahasa Jepang. nanti kita pelajari setiap partikel 3. Kata yang menerangkan dan diterangkan ☆Bahasa Indonesia Sistem Diterangkan / Menerangkan Urutan kata Penjelasan Kata yang Diterangkan diletakkan di depan kata yang Menerangkan. Contoh bunga merah bunga ← merahorang Indonesia orang ← Indonesiamasakan Jepang masakan ← Jepang ☆Bahasa Jepang Sistem Urutan kata Penjelasan Kata yang Menerangkan diletakkan di depan kata yang Diterangkan. Urutannya kebalik dari bahasa Indonesia. Contoh akai hana akai → hana *akai=merah, hana=bungaIndonesia jin Indonesia → jin * jin=orangNihon ryoori Nihon → ryoori * ryoori=masakan Perbandingan MD vs DM 4. Perubahan Bentuk Kata Kerja ☆Bahasa Indonesia Prefiks awalan dan Sufiks akhiran Imbuhan seperti me-, ber-, di, kan, dsb diletakkan di awal dan akhir kata kerja untuk menentukan fungsi kata kerja tersebut. ☆Bahasa Jepang Konjugasi dan Kata Kerja Bantu Berbagai perubahan bentuk kata kerja terjadi pada bagian akhir kata kerja untuk menunjukkan situasi dan kondisi seperti waktu, positif-negatif, aspek, perasaan pembicara, halus-biasa, dll. contoh ※ini hanya contoh. kali ini tidak usah paham perubahaannya. nanti kita akan pelajari. Dewi wa hashiru. “hashiru = berlari”Dewi berlari. Dewi wa hashiri-masu. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashiri-masu”Dewi berlari. halus dan positif Dewi wa hashiri-masen. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashiri-masen”Dewi tidak berlari. halus dan negatif Dewi wa hashitta. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashitta”Dewi berlari. lampau Dewi wa hashiri-mashita. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashiri-mashita”Dewi berlari. halus, lampau Dewi wa hashi-reru. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashi-reru”Dewi dapat berlari. potensial Dewi wa hashi-re-nai. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashi-re-nai”Dewi tidak dapat berlari. potensial, negatif dan lain-lain. 5. Perubahan Bentuk Kata Sifat ☆Bahasa Indonesia Tidak terdapat. ☆Bahasa Jepang Perubahan bentuk kata sifat terjadi untuk menunjukkan positif-negatif, waktu, halus-biasa dll. Contoh ※ini hanya contoh. kali ini tidak usah paham perubahaannya. nanti kita akan pelajari. Kyoo wa atsu-i. atsu-i = panas kyoo hari iniHari ini panas. Kyoo wa atsu-ku nai. kata sifat “atsu-i” diubah menjadi “atsu-ku nai”Hari ini tidak panas. negatif Kinoo wa atsu-katta. kata sifat “atsu-i” diubah menjadi “atsu-katta” kinoo kemarinKemarin panas. lampau dan lain-lain. 6. Ragam Bahasa ☆Bahasa Indonesia Terbatas formal, nonformal ☆Bahasa Jepang Bahasa Jepang memiliki ragam bahasa, yaitu bahasa halus, biasa, dan hormat. Ketiga bentuk tersebut digunakan sesuai situasi dalam setiap percakapan dan penulisan. Nanti kita pelajar semua.
EilEstriani. Universitas Pendidikan Indonesia. Abstrak "Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti" (KBBI).Sutedi (2007:153) mengemukakan bahwa terdapat tingkatan dalam Bahasa Jepang, mulai dari bahasa kasar, bahasa biasa, dan bahasa halus.
ABSTRAK Bahasa merupakan bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat serta bersosialisasi, kapanpun dan di manapun seseorang berada, bahasa menjadi sesuatu yang sangat penting karena tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi dan mengerti budaya satu sama lain, selain itu suatu hubungan juga tidak akan tercipta diantara manusia bila tidak adanya suatu bahasa. Dewasa ini bahasa Jepang menjadi bahasa asing yang banyak diminati oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa atau siapa saja yang memang tertarik dengan bahasa Jepang. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa Jepang dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk studi di Jepang atau sebagai bahasa pengantar pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di luar negara Jepang. Jadi untuk memahami jalan pikiran orang Jepang salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Konsep ketatabahasaan bahasa Jepang berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, misalnya bentuk struktur kalimat bahasa Jepang menggunakan pola Subjek S Objek O Predikat P disingkat menjadi SOP, sedangkan struktur kalimat bahasa Indonesia menggunakan pola Subjek S Predikat P Objek O disingkat menjadi SPO. Penelitian ini berfokus terhadap kata benda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang yang dianalisis dengan cara membandingkan dari segi bentuk kata benda kedua bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kontrastif dimana unsur lingual dari kedua bahasa yang diteliti dikontraskan dan ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian ini. Hasil penelitian adalah bahwa unsur kata benda dalam bahasa Jepang subjek, objek ditentukan oleh partikel seperti WA, O, dan lainnya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada sistem gramatikal pengikut kata benda tersebut. Unsur kata benda dalam bahasa Indonesia ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat. Persamaan kata benda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang adalah sama-sama menduduki fungsi subjek, objek yang mengacu nama orang, tempat dan sebagainya. Kata kunci kata benda bahasa Indonesia, kata benda bahasa Jepang, kontrastif ABSTRACT Language is an important part in social life and socializing, whenever and wherever a person is, the language is very important because without language human cannot interact and understand each other, a relationship is not going to exist between human beings if there is no language. Today, Japanese as a foreign language is in great demand by the people of Indonesia, whether students or anyone who is interested in Japanese. In a further interest, the Japanese language is studied as a Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 124 Perbandingan Gramatikal Kata Benda Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang Diana Kartika Universitas Bung Hatta, Padang ABSTRAK Bahasa merupakan bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat serta bersosialisasi, kapanpun dan di manapun seseorang berada, bahasa menjadi sesuatu yang sangat penting karena tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi dan mengerti budaya satu sama lain, selain itu suatu hubungan juga tidak akan tercipta diantara manusia bila tidak adanya suatu bahasa. Dewasa ini bahasa Jepang menjadi bahasa asing yang banyak diminati oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa atau siapa saja yang memang tertarik dengan bahasa Jepang. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa Jepang dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk studi di Jepang atau sebagai bahasa pengantar pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di luar negara Jepang. Jadi untuk memahami jalan pikiran orang Jepang salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Konsep ketatabahasaan bahasa Jepang berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, misalnya bentuk struktur kalimat bahasa Jepang menggunakan pola Subjek S Objek O Predikat P disingkat menjadi SOP, sedangkan struktur kalimat bahasa Indonesia menggunakan pola Subjek S Predikat P Objek O disingkat menjadi SPO. Penelitian ini berfokus terhadap kata benda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang yang dianalisis dengan cara membandingkan dari segi bentuk kata benda kedua bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kontrastif dimana unsur lingual dari kedua bahasa yang diteliti dikontraskan dan ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian ini. Hasil penelitian adalah bahwa unsur kata benda dalam bahasa Jepang subjek, objek ditentukan oleh partikel seperti WA, O, dan lainnya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada sistem gramatikal pengikut kata benda tersebut. Unsur kata benda dalam bahasa Indonesia ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat. Persamaan kata benda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang adalah sama-sama menduduki fungsi subjek, objek yang mengacu nama orang, tempat dan sebagainya. Kata kunci kata benda bahasa Indonesia, kata benda bahasa Jepang, kontrastifABSTRACT Language is an important part in social life and socializing, whenever and wherever a person is, the language is very important because without language human cannot interact and understand each other, a relationship is not going to exist between human beings if there is no language. Today, Japanese as a foreign language is in great demand by the people of Indonesia, whether students or anyone who is interested in Japanese. In a further interest, the Japanese language is studied as a Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 125 science language used to study in Japan or as an introduction to the language of the Japanese companies that are outside of Japan. So, one way to understand the Japanese way of thinking is to communicate using Japanese. The concept of grammatical Japanese is much different from the Indonesian, for example, the structure of Japanese sentence using the pattern of subject S the object O predicate P shortened to SOP, while the Indonesian sentence structure uses the pattern of subject S predicate P objects O shortened to SPO, Japanese is also familiar with change of verbs that is not familiar in Indonesian. This study focuses on analyzing Indonesian and Japanese nouns by comparing the terms of the noun form of both languages. This study uses lingual contrastive analysis in which the elements of the two languages studied and were drawn conclusions as the final outcome of this study. The research result is that elements in Japanese noun subject, object are determined by particles such as WA, O, and more. While in the Indonesian language there is no word following grammatical system of the object. Elements of noun in Indonesian are determined by the order of words in a sentence. Indonesian and Japanese nouns are equally occupying the function of the subject and the object, which refer to names of people, places, etc. Keywords Indonesian nouns, Japanese nouns, contrastive PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi dalam terjalinnya sebuah komunikasi. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis yang tujuannya untuk menyampaikan ide, pikiran, hasrat ataupun keinginan kepada orang lain. Dalam bahasa lisan, suatu ide, pikiran atau keinginan disampaikan secara langsung dengan cara diucapkan dan dengan bantuan udara pernapasan. Menurut Cahyono 1995 6 pada teori „ta-ta‟dituliskan bahwa bahasa lisan bermula dari peniruan gerakan dan isyarat tubuh secara verbal, berhubungan dengan mulut dan lidah sehingga mendorong orang untuk berbicara. Sedangkan bahasa tulis, ditulis dengan menggunakan sistem tulisan. Bahasa merupakan bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat serta bersosialisasi, kapanpun dan dimanapun seseorang berada, bahasa menjadi sesuatu yang sangat penting karena tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi dan mengerti budaya satu sama lain, selain itu suatu hubungan juga tidak akan tercipta diantara manusia bila tidak adanya suatu bahasa. Bahasa juga dapat diartikan sebagai sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,berinteraksi dan mengidentifikasikan diri KBBI, 2008 88. Dewasa ini bahasa Jepang menjadi bahasa asing yang banyak diminati oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa atau siapa saja yang memang tertarik dengan bahasa Jepang. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa Jepang dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk studi di Jepang atau sebagai pengantar bahasa pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di luar negara Jepang. Jadi untuk memahami jalan pikiran orang Jepang salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Tetapi ternyata memang tidak mudah memahami Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 126 tataran bahasa Jepang karena banyak sekali ungkapan – ungkapan untuk menyatakan suatu kondisi yang sama. Konsep ketatabahasaan bahasa Jepang berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, misalnya bentuk struktur kalimat bahasa Jepang menggunakan pola Subjek S Objek O Predikat P disingkat menjadi SOP, sedangkan struktur kalimat bahasa Indonesia menggunakan pola Subjek S Predikat P Objek O disingkat menjadi SPO, bahasa Jepang juga mengenal pola perubahan kata benda yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman tentang aturan atau kaidah – kaidah yang terdapat pada bahasa tersebut dan kesabaran dalam mempelajarinya. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan suatu bahasa yang komunikatif. Penulis sebagai pengajar bahasa Jepang ingin lebih mendalami bahasa Jepang dan merasa tertarik untuk membahas salah satu sub bagian dari kelas kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang serta mencoba untuk membandingkannya. Adapun bagian yang ingin penulis bandingkan adalah kata benda bahasa Indonesia dengan kata benda bahasa Jepang atau yang sering disebut meishi dan mencoba membahas perbedaan antara keduanya. Keraf menjelaskan bahwa kata benda adalah segala kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat; contoh Ibu yang baik. Di samping itu kata benda juga berarti segala kata yang mengandung morfem terikat ke-an, pe-an, pe-, -en, ke-; contoh ke-budayaan, pelaku, makanan, peraturan. Sedangkan kata benda dalam bahasa Jepang atau yang biasa disebut meishi adalah kelas kata dari segala benda dan segala hal yang telah dibendakan, seperti nama binatang, nama tempat, nama waktu, hal abstrak, dan sebagainya Saputra, 2015 101. Meishi dalam bahasa Jepang dibagi kedalam 5 kelompok, yaitu koyuu meishi, daimeishi, futsuumeishi, keishikimeishi dan suushi, yang masing-masing jenis kata tersebut terdapat kosakata nomina yang sudah dikelompokkan berdasarkan fungsinya Sudjianto, 2010 14-15. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka ada beberapa persoalan pokok yang dapat dijadikan rumusan masalah yaitu 1. Bagaimana bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia? 2. Bagaimana bentuk kata benda dalam bahasa Jepang? 3. Apa saja perbedaan dan persamaan diantara bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia dan Jepang? TINJAUAN PUSTAKA Konsep ketatabahasaan bahasa Jepang berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, misalnya bentuk struktur kalimat bahasa Jepang menggunakan pola Subjek S Objek O Predikat P disingkat menjadi SOP, sedangkan struktur kalimat bahasa Indonesia menggunakan pola Subjek S Predikat P Objek O disingkat menjadi SPO, bahasa Jepang juga mengenal pola perubahan kata benda yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman tentang aturan atau kaidah – Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 127 kaidah yang terdapat pada bahasa tersebut dan kesabaran dalam mempelajarinya. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan suatu bahasa yang komunikatif. Penulis sebagai pengajar bahasa Jepang ingin lebih mendalami bahasa Jepang dan merasa tertarik untuk membahas salah satu sub bagian dari kelas kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang serta mencoba untuk membandingkannya. Adapun bagian yang ingin penulis bandingkan adalah kata benda bahasa Indonesia dengan kata benda bahasa Jepang atau yang sering disebut meishi dan mencoba membahas perbedaan antara keduanya. Kata benda adalah segala kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang+kata sifat contah Ibu yang baik. Di samping itu segala kata yang mengandung morfem terikat ke-an, pe-an, pe-, -en, ke-. Contoh ke-budayaan, pelaku, makanan, peraturan. Sedangkan kata benda dalam bahasa Jepang atau yang biasa disebut meishi adalah kelas kata dari segala benda dan segala hal yang telah dibendakan, seperti nama binatang, nama tempat, nama waktu, hal abstrak, dan sebagainya Saputra, 2015 101. Meishi dalam bahasa Jepang dibagi kedalam 5 kelompok, yaitu koyuu meishi, daimeishi, futsuumeishi, keishikimeishi dan suushi, yang masing-masing jenis kata tersebut terdapat kosakata nomina yang sudah dikelompokkan berdasarkan fungsinya Sudjianto, 2010 14-15. METODE Penelitian ini dilakukan dengan mencari sumber teori mengenai kata benda bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Jepang. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif analisis. Penulis menggunakan sumber penelitian yang berasal dari karya tulisan seperti buku, skripsi, jurnal dan internet. Pertama-tama penulis mengumpulkan teori dan menyeleksinya sesuai dengan tingkat relevansinya dengan topik yang diteliti. Selanjutnya penulis akan mendeskripsikan dan menganalisa kata benda yang terdapat dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis konstratif yang berguna untukmenemukan persamaan dan perbedaan antara dua bahasa tersebut dalam kaitan dengan bentuk dan fungsi. Menurut Tarigan 20097 analisis kontrastif memiliki lima langkah, yaitu 1 mengumpulkan data, yaitu dua bahasa yang akan dianalisis, 2 mengidentifikasi dan mengklasifikasi perbedaan dan persamaan dua bahasa tersebut, 3 memprediksi kesalahan dan kesulitan belajar, 4 mengevaluasi kesalahan, dan 5 menyiapkan bahan pengajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Kata Benda Bahasa Indonesia Kata benda disebut juga denga nomina seperti kata bintang, perbintangan, amal, amalan, raja, kerajaan, catur, dan pecaturan, yakni kata yang umumnya Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 128 menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap dalam klausa, fungsi induk, pewatas, atau poros dalam frasa, berpenanda bentuk –an, ke-…-an, per-…-an, dan mengungkap makna „kesatuan bernyawa‟, „kesatuan tak bernyawa, „konkret‟ atau „abstrak‟. 1. Kata Benda dan Fungsinya Kata benda menduduki fungsi dalam klausa, kalimat atau frasa. Dalam kalimat atau klausa fungsi umum yang biasa diduduki kata benda adalah fungsi subjek S dan fungsi O. a. Kata Benda sebagai Subjek Berikut ini contoh dari kata benda sebagai subjek. Kata yang berfungsi subjek dicetak miring. - Pemain sepak bola itu sudah kelelahan. - Tebakannya benar. - Ibunya sudah bekerja seharian. Pada umumnya subjek berada di depan meskipun kadang-kadang didahului oleh keterangan. - Tiba-tiba Adik jatuh ke kali. - Pada suatu hari seekor harimau memangsa Sang Kancil. - Barangkali tebakannya benar. b. Kata Benda sebagai Objek Berikut ini contoh dari kata benda sebagai objek. Kata yang berfungsi subjek dicetak miring. - Maria menulis puisi. - Sang Kancil mengelabui Sang Buaya. - Mahasiswa mengibarkan Sang Saka. Kata benda sebagai objek terdapat di belakang kata kerja tertentu yang disebit kata kerja transitif seperti membuat, melemparkan, melakukan, menyanyikan. c. Kata Benda sebagai Pelengkap Kata benda yang berada di belakang kata intransitif seperti bertemu, bernama, merupakan, menjadikan, dan terkena tidak menduduki fungsi objek tetapi berfungsi pelengkap. Dalam contoh-contoh berikut kata yang berfungsi sebagai pelengkap dicetak miring. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 129 - Perusahaan itu berganti nama. - Banyak wilayah terkena musibah. - Indonesia berlandaskan hukum. d. Kata Benda sebagai Predikat Dalam bahasa Indonesia fungsi predikat tidak hanya dinyatakan dengan kata kerja. Kata benda dan kata sifat pun dapat menduduki fungsi predikat. Berikut ini beberap contoh kata benda yang menduduki fungsi predikat. Dalam contoh-contoh berikut kata yang berfungsi sebagai predikat dicetak miring. - Nama saya Udin. - Yang diincar Indonesia. - Tempat lahir saya Padang. e. Kata Benda sebagai Induk Frasa Kata benda dapat berfungsi sebagai induk sebuah frasa. Artinya, kata benda tersebut merupakan bagian inti yang menandai frasa yang bersangkutan. Dalam contoh-contoh berikut kata yang berfungsi sebagai induk frasa dicetak miring. - daftar minuman - surat edaran - hidangan lezat 2. Kata Benda dan Bentuknya Berdasarkan bentuknya kata benda dibagi menjadi dua kelompok kata benda yang tidak berpenanda bentuk, misalnya awan, bumi, daun, gunung, adalah kata benda yang tidak berimbuhan. Kata benda yang berpenanda bentuk, misalnya aturan, peraturan, dan keamanan dikenal senagai kata benda dari imbuhan yang ada pada kata itu. a. Kata Benda Tidak berpenanda Kata seperti awan kita ketahui sebagai kata benda antara lain karena posisinya dalam kalimat, misalnya Awan berarak di langit, Matahari tertutup awan, Awan itu menyerupai raksasa. Pada kalimat pertama awan berfungsi sebagai subjek S. pada kalimat kedua awan berfungsi sebagai pelengkap. Pada kalimat ketiga awan berfungsi sebagai awan diikuti kata tunjuk itu. b. Kata Benda Tidak berpenanda Ada sejumlah imbuhan yang jika dibubuhkan atau ditambahkan pada kata dasar akan menyebabkan bentukan yang terjadi berjenis kata benda. Imbuhan itu adalah per-, pe-, ke-, -an, ter-, ke-…-an, per-…-an, dan pe-…-an. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 130 i. Awalan per- sebagai Penanda Kata Benda Penambahan awalan per- kepada kata dasar membentuk kata benda. Kebanyakan kata benda bentukan seperti ini dalam maknanya berkaitan dengan kata kerja berawalan ber- pedagang- berdagang, petinju – bertinju, pemain-bermain, pelari-berlari, dan seterusnya. Contoh sebagai berikut. 1 Kata dasar berupa kata kerja - Ini pesuruh kantor kami. - Ramang adalah pemain bola. - Serengat adalah mantan pelari 100m. 2 Kata dasar berupa kata sifat - Para petinggi di departemen itu sangat memperhatikan karyawannya. - Hama perusak tanaman padi itu sukar dibasmi. - Adikku seorang periang. 3 Kata dasar kata benda - Suku-suku itu hidup sebagai peladang berpindah. - Ayahku seorang petani kecil. - Beberapa orang petinju Indonesia pernah menjadi juara dunia. ii. Awalan pe- sebagai Penanda Kata Benda Awalan ini bergabung dengan kata dasar dari beberapa jenis kata membentuk kata benda. Umumnya kata benda yang dihasil dala pembentukan itu berkaitan maknanya dengan kata berawal me-, me-…-kan, me-…-i, penyejuk-menyejukan. 1 Kata dasar berupa kata kerja - Stadion Utama menggunakan mesin pemotong rumput yang canggih. - Pengurus harian perkumpulan itu berkantordi sebelah kantor Camat. - Para penanam tebu mengharap panen yang bagus tahun ini. 2 Kata dasar berupa kata sifat - Pendingin udara tidak boleh menggunakan gas Freon. - Pemanas air ini menggunakan tenaga panas matahari. - Campuran penguat semen itu dijual dalam kemasan plastik. 3 Kata dasar berupa kata benda - Profesor Watuseke menjadi pengarah seminar. - Para pengguna barang terlarang perlu mendapat perhatian lebih serius. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 131 - Pemilik hak cipta buku ini Pusat Bahasa iii. Akhiran –an sebagai Penanda Kata Benda Penambahan akhiran –an pada kata dasar atur, turun, buat, pukul, pilih membentuk kata benda aturan, turunan, buatan, pukulan, dan pilihan. Penambahan akhiran –an pada kata dasar bulat, lapang, santu, tegang, dan unggul membentuk kata benda bulatan, lapangan, santunan, teganggan, dan unggulan. Penambahan akhiran –an pada kata dasar kata jaring, batua, alun, laut, darat membentuk kata benda baru jaringan, batuan, alunan, lautan dan daratan. iv. Awalan ter- sebagai Penanda Kata Benda Dalam bahasa Indonesia terdapat kata benda yang bertanda ter- jumlah kata benda seperti itu terbatas. Seperti contoh berikut ini. - Terdakwa dalam perkara penipuan itu mengaku bersalah. - Seorang pejabat dijadikan tertuduh dalam perkara penyuapan. - Para tersangka didampingi lima orang pengacara. v. Apitan ke-…-an sebagai Penanda Kata Benda Apitan adalah imbuhan yang dibubuhkan secara serentak di depan dan di belakang kata dasar. Penanda kata benda ke-…-an dapat dibubuhkan kepada kata dasar yang jenis katanya berbeda-beda seperti contoh berikut ini. 1 Kata dasar berupa kata kerja - Keadaan cuaca akhir-akhir ini memerlukan kewaspadaan. - Kami sedang menunggu kedatangan Pak Camat. - Kedudukan Ansar dalam organinisasi itu cukup tinggi. 2 Kata dasar berupa kata sifat - Keelokan putrid itu membuat Markus Antonius mabuk kepayang. - Sesudah kemalasan datanglah kemiskinan. - Narkoba hanya memberikan kesenangan sesaat. 3 Kata dasar berupa kata benda - Istilah kekerabatan berbeda menurut bahasa penuturnya. - Anggota keluarga kerajaan termasuk golongan bangsawan. 4 Kata dasar berupa kata keterangan - Anak-anak itu memperagakan kebolehan mereka masing-masing. - Ada kemungkinan bahwa subsidi pemerintah akan dikurangi. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 132 3. Beberapa Kata Penanda Kata Benda Kata benda juga dikenal melalui beberapa kata di depan atau di belakangnya. Misalnya, kata para dalam rangkaian para sahabat, para santri, para nelayan, para guru. Kata para menunjukan jumlah yang lebih dari satu. Kata para hanya diiukuti kata benda yang mempunyai makna manusi atau makhluk halus. Tidak dapat diikuti kata yang melambangkan binatang atau benda yang tidak melambangkan manusia maupun binatang. a. Bukan sebagai Pengingkar Kata Benda Kata bukan umumnya diikuti kata benda, jadi kehadiran kata pengingkar ini dapat dipakai sebagai pengenal kata benda juga. Contoh sebagai berikut. - Namanya Wilson, tetapi dia bukan orang asing. - Martina yang ini bukan petenis. - Kami memerlukan solusi, bukan kolusi. b. Kata Bilangan sebagai Penanda Kata Benda Kata bilangan bilangan juga dapat menjadi penanda kehadiran kata benda. Contoh sebagai berikut. - Harga cabai merah pernah mencapai dua puluh ribu rupiah sekilo. - Pertemuan itu tidak berhasil membuat satu keputusan pun. - Waktunya tinggal beberapa menit lagi 4. Kata Benda dan Maknanya Penggolongan kata benda berdasarkan maknanya merupakan sesuatu yang rumit. Kelas kata benda adalah kelas terbuka. Artinya jumlah kata benda dapat bertambah terus. Setiap ada penemuan, benda, produk, gagasan, dan tempat baru biasanya ada kata baru yang melambangkannya. Menurut ranah yang menggambarkan kesatuan, kata benda dapat dibedakan menjadi dua kesatuan berdasarkan penggambaran kepemilikan nyawa kata benda bernyawa dan kata benda tidak bernyawa. Kata benda dapat juga dibagi berdasarkan pengindraan menjadi kata benda konkret seperti rumah, sungai, bulan, mawar, yang menggambarkan kesatuan yang dapat ditangkap dengan pengindraan dan kata benda abstrak seperti, pendapat, keinginan, kepuasan, tugas, yang menggambarkan kesatuan yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindra. Kata Benda Bahasa Jepang Kata benda adalah kelas kata dari segala benda dan segalah hal yang telah dibendakan Saputra, 2015101. Tanimori 2012 82 Noun is refer to people, things, and concept, and can be place in the subject or object position of a sentence or can be followed by particles. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 133 Berikut ini adalah contoh kata benda, antara lain 1 Watashi, 2 Yamamoto, 3 Neko, 4 Oosaka, 5 Toire, 6 Ai, dan 7 Houhou. 1. Jenis-jenis Kata benda Bahasa Jepang Tanimori 2012 82 menjelaskan kata benda dalam bahasa Jepang dapat menjadi sebuah kalimat yang utuh jika dilengkapi menjadi sebuah kalimat yang utuh jika dilengkapi dengan kata-kata lainnya, seperti kata kerja, kata sifat, keterangan, dan partikel. Tidak hanya itu, kata benda dapat digunakan dalam kalimat bentuk positif, negative dan interogatif. Adapun jenis-jenis kata benda yaitu a. Futshuu Meishi Futshuu meishi adalah kata benda umum. Seperti menyebutkan barang, peristiwa, Boushi topi, Yama gunung, Jitensha sepeda, Matsuri festival, dll. b. Koyuu Meishi Koyuu Meishi adalah kata benda khusus. Seperti nama orang, nama daerah, Yamada san Furansu Perancis, Asahi nama sebuah koran, dll. - Watashi wa Yamada desu. Kochira wa Tanaka san desu. - Shanhai to Nyunyoku ni ikimasu. c. Keishiki Meishi Adalah kata benda yang tidak memiliki arti yang koto, mono, hazu, hodo, wake, bakari, mama, kurai, dll. d. Suushi Suushi adalah kata benda sistem perhitungan. Contoh Hachi delapan, Hitotsu satu buah, Sannin tiga orang, Gomai lima lembar, Ichiban nomor satu, Rokudai enam buah benda bermesin, dll. e. Daimeishi Daimeishi adalah kata benda sebagai kata ganti. Contoh Watashi saya, Kanojo dia pr., Kore ini, Sochira sebelah situ, dll. - Kono neko wa kawaii desu ne. - Gakusei ga futari kimashita - Soto o sokoshi kudasai. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 134 2. Kata Benda yang Berasal Dari Kata Kerja Beberapa kata kerja berfungsi sebagai kata benda. Contoh, kata kerja hajimeru menjadi hajime, nomi-sugiru menjadi nomi-sugi yang berfungsi sebagai kata benda. Contoh dalam kalimat sebagai berikut. - Iki wa basu de kaeri wa takushi desu - Umare wa doko desu ka - Tasuke wa irimasen 3. Kata Benda yang Berasal Dari Kata Sifat Beberapa kata sifat diikuti oleh kata sifat –sa atau – mi dapat menjadi sebagai kata benda. Berikut contoh perubahan kata sifat menjadi kata benda. Kata sifat Kata benda akai aka fukai fukasa shiroi shiro takai takasa tanoshii tanoshimi 4. Kalimat Positif Kalimat positif dibagi menjadi dua bagian,yaitu positif sekarang dan positif kalimat positif sekarang + - Watasiwa wa Mira desu. - Joko-san wa gakusei desu. - Asoko wa uketsuke desu. Selanjutnya contoh kalimat positif lampau + - Watashi wa koukousei deshita. - Sengetsu wa natsuyasumi deshita. - Asoko wa uketsuke deshita. 5. Kalimat Negatif Kalimat negatif dibagi menjadi dua bagian ,yaitu negatif sekarang dan negatif lampau. Contoh kalimat negatif sekarang - - Watashi wa Mira dewa arimasen. - Joko- san wa gakusei ja arimasen - Asoko wa uketsuke dewa arimasen. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 135 Selanjutnya contoh kalimat negatif lampau - - Watashi wa koukousei dewa arimasen deshita. - Sengetsu wa natsuyasumi ja arimasen deshita. - Asoko wa uketsuke dewa arimasen deshita. 6. Kalimat Integrogatif Kalimat Interogratif dibagi menjadi dua bagian,yaitu interogratif sekarang dan interogratif lampau. Contoh kalimat Interogratif sekarang + - Anata wa Mira-san desuka ? - Joko-san wa gakusei desuka ? - Asoko wa uketsuke desuka ? Selanjutnya contoh kalimat interogratif lampau - - Anata wa koukousei deshitaka ? - Sengetsu wa natsuyasumi deshitaka ? - Asoko wa uketsuke deshitaka ? Perbandingan Kata Benda dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang Dalam bahasa Jepang kata kerja dibagi kedalam 4 bagian 1 daimeishi, 2 futsuumeishi, 3 keishikimeishi, 4 koyuu meishi, 5 dan suushi. Koyuu meishi adalah kata benda nama orang atau tempat yang selalu diikuti dengan –san atau –sama. Unsur kata benda dalam bahasa Jepang subjek, obejek ditentukan oleh partikel seperti WA, O, dan lainnya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada sistem gramatikal pengikut kata benda tersebut. Unsur kata benda dalam bahasa Indonesia ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat dalam bahasa Jepang SPO sedangkan dalam kalimat bahasa Indonesia SOP. Persamaan kata benda bahasaIndonesia dan bahasa Jepang adalah sama-sama menduduki fungsi subjek, objek yang mengacu nama orang, tempat dan sebagainya. Kata benda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang dapat menjadi sebuah kalimat yang utuh apabila dilengkapi dengan kata yang lainnya seperti kata sifat, kata keterangan, dan partikel. KESIMPULAN Dari analisis kontrastif antara kata benda bahasa Jepang dengan kata benda bahasa Indonesia diatas dapat diambil kesimpulan kata benda dalam bahasa Indonesia disebut juga denga nomina seperti kata bintang, perbintangan, amal, amalan, raja, kerajaan, catur, dan pecaturan, yakni kata yang umumnya menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap dalam klausa, fungsi induk, pewatas, atau poros dalam frasa, berpenanda bentuk –an, ke-…-an, per-…-an, dan mengungkap makna „kesatuan bernyawa‟, „kesatuan tak bernyawa, „konkret‟ atau „abstrak‟. Sedangkan Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 136 dalam bahasa Jepang noun is refer to people, things, and concept, and can be place in the subject or object position of a sentence or can be followed by particles. Struktur kalimat dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Jepang berlawanan, yaitu bahasa Jepang berpola S O P dan bahasa Indonesia berpola S P O. Dalam bahasa Indonesia kata benda dibagi ke dalam 2 bagian; 1 kata benda dan fungsinya yaitu berupa kata benda yang menyebutkan fungsi dari masing-masing kata seperti S subjek, P predikat, O objek, dan Pel pelengkap, 2 kata benda dan bentuknya yaitu kata benda yang yang tidak berpenanda dan kata benda berpenanda. Dalam bahasa Jepang kata kerja dibagi kedalam 4 bagian 1 daimeishi, 2 futsuumeishi, 3 keishikimeishi, 4 koyuu meishi, 5 dan suushi. Unsur kata benda dalam bahasa Jepang subjek, objek ditentukan oleh partikel seperti wa, o, dan lainnya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada sistem gramatikal pengikut kata benda tersebut. Unsur kata benda dalam bahasa Indonesia ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat. Pola kalimat dalam bahasa Jepang SPO sedangkan dalam kalimat bahasa Indonesia SOP. Persamaan kata benda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang adalah sama-sama menduduki fungsi subjek, objek yang mengacu nama orang, tempat dan sebagainya. Kata benda bahasa Indonesia dan bahasa Jepang dapat menjadi sebuah kalimat yang utuh apabila dilengkapi dengan kata yang lainnya seperti kata sifat, kata keterangan, dan partikel. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2007. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta PT Grasindo. Badudu, 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Bleiler. Everett F. 1993. Basic Japanese Grammar. Tokyo Tutle Publishing. Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya Airlangga University Press. Dahidi, Ahmad. “Kelas Kata dalam Bahasa Jepang,” diunduh 11 Februari 2017 dari Direktori. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama. Efendi, dkk. 2015. Tata Bahasa Dasar Bahasa Indonesia. Bandung Remaja Rosdakarya. Keraf, Gorys. 1997. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores Penerbit Nusa Indah. Kusdiyana, Eman. 2002. “Kontrastif antara Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Preposisi”. Jurnal USU. Masuoka, Takubo 1992. Kiso Nihongo Bunpou – kaiteiban. Kuroshio. Saputra, Aditya dan Wipriyanto. 2016. Jago Kuasai Bahasa Jepang. Yogyakarta Pustaka Baru Press Sudjianto. 2010. Metode Pembelajaran Bahasa Jepang. Bekasi Kesaint Blanc. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan dan Budaya p-ISSN 2086-6100 Volume 7 Nomor 2 e-ISSN 2503-328X 137 Sukini. 2010. Sintaksis sebuah Panduan Praktis. Surakarta Yuma Pustaka. Sutrisno, Hadi. 1993. Metodologi Research. Yogyakarta Andi. Tanimori, Masahiro. 2012. Essential Japanese Grammar. Tokyo Tutle Publishing. Tarigan, Henri Guntur. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung Angkasa. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung Angkasa. ... Likewise, in the language system, the form of symbols and sounds are commonly called utterance sounds or language sounds. Language is the most important part in social life and socializing, whenever and wherever a person is, language becomes something very important because without language humans cannot interact and understand each other's culture, besides that a relationship will not be created between humans if not there is a language [1] [2]. The symbol of a language states the meaning or concept of the language itself. ...Heny SulistyowatiAgung Kesna Mahatmaharti Tasnim LubisThe morphology process in forming the words needs a formation component or element of words, an affixation process, a reduplication process, and a composition process. Composition is combining two or more words that create a new meaning. The problem focus of this research was basic composition in narrative passages with basic forms of nouns and adjectives. The method used in this research was the descriptive qualitative method. The researcher used this descriptive qualitative method to describe the basic composition form and affixed composition objectively. The data source used in this research was narrative passage research on the origins of the Jombang Regency. Data were in the form of Indonesian language composition. The research found categories of basic noun composition forms such as N+N and N+Adj. The form of the adjective basic composition category found is Adj + V and Adj + Adj.... Noun is the name of thing Adil, 2018;Dukuh & Dancer, 2022;Imran et al., 2009;Kartika, 2017;Oramas et al., 2016;Sukamto & Widyantoro, 2009. As names of things, nouns are classified and defined into several types Lehmann, 2002;V-raising et al., 2007. ... Magdalena MarpaungM HumABSTRACT Digitalization enhances the use of language either interactionally or transactionally. One of the languages used that enhances dramatically is in the process of online shopping from sellers to buyers in virtual stores, and one of the realizations is in naming the products which are in the form of noun phrases. Theoretically, noun phrases are structured by head + modifiers pre and post-modifiers. The focuses of this study are to discover the 1 structures, 2 composition, and 3 meaning of noun phrases as product names. The data are 10 product names taken from Tokopedia and limited by types of woman’s needs/ cosmetics. The data analysis discovers the structures of product names in head + modifiers; 9 of them are in the structure of “pre-modifiers + head” while 3 of them are completed with post modifiers or in the structure of “pre-modifier + head + post modifier”, and 1 of the product name is structured in “head + post modifier”. Due to their composition, it is also found that the 10 product names are initiated by a proper noun or the brand of the products and composed various by the existence of adjective, noun, present and past participle, and article or determiner. The three post-modifiers informed the size of the products. 3 Due to the meaning of the product names, the virtual stores implicitly give as much information as possible in the name of the products including their brands, quality, benefits, and size, in order to attract buyers. Keywords Noun phrase, head, modifiers ABSTRAK Era digital telah meningkatkan kreatifitas penggunaan Bahasa yang salah satu diantaranya adalah pada proses jual beli secara virtual di banyak e-commerce seperti Tokopedia, Lazada, dll. yang terlihat jelas dalam hal penamaan produk yang dijual yaitu dengan urutan kata yang panjang dan variatif. Studi ini bertujuan untuk melihat secara mendalam tentang 1 struktur, 2 komposisi, dan 3 tujuan dari penamaan produk yang dijual secara virtual oleh para pelaku toko virtual. Studi ini adalah sebuah studi yang bertujuan mendeskripsikan ketiga hal diatas secara mendalam yang dilaksanakan dengan instrument observasi. Data dalam studi ini adalah 10 nama produk yang diambil dari toko virtual Tokopedia dan dibatasi hanya pada produk kebutuhan Wanita. Berdasarkan data analisis ditemukan bahwa nama produk dibuat dengan struktur inti + keterangan diataranya 9 nama produk dengan struktur keterangan + inti, dan 1 diantaranya memiliki struktur inti + keterangan, diantara 9 nama produk dengan struktur keterangan + inti, 3 diantaranya dilengkapi dengan keterangan setelah inti, atau dengan struktur keterangan + inti + keterangan. Data analisis juga menunjukkan komposisi kata pada nama produk, yaitu yang dominan diawali dengan merek produk dan banyak diisi dengan kata sifat dan kata benda. Akhirnya, data analisis juga menunjukkan bahwa nama produk dibuat se-informatif mungkin sehingga calon pembeli dapat memberikan gambaran lengkap produk hanya dengan melihat nama produknya saja. Kata kunci Frase Kata Benda, inti frase, keterangan... Bahasa juga adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia yang digunakan untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan orang lain, baik itu dengan ucapan maupun gerakan karena bahasa sarana berkomunikasi bagi manusia Syahrial, dkk., 2015. Sementara itu, bahasa merupakan salah satu dari unsur kebudayaan sebagai alat komunikasi yang sangat efektif dalam menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain Kartika 2017. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antara sesama manusia untuk memberikan informasi tentang sesuatu. ...... Pronomina atau kata ganti adalah jeniskata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Kartika, 2017 dan Saleh & Baharman, 2016. Contohnya adalah saya, kapan, dan -nya. ...Deri Wan MintoRica AzwarPenelitian ini dilatarbekangi oleh media televisi yang mempunyai fungsi ideologis dapat menentukan kepentingan dan perspektifdan pemikiran tertentu, terutama peristiwa UU Omnibus Low Cipta Kerja yang begitu menguat dalam perpolitikan di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kata ganti terhadap keberpihakan penutur dalam acara Mata Najwa di Trans7 tentang UU Omnibus Low Cipta Kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data berupa tuturan pewara di dalam acara Mata Najwa yang berjudul “Mereka-reka Cipta Kerja Di Balik Kejar Tayang UU Cipta Kerja”. Berdasarkan analisis data dan pembahasan disimpulkan kata ganti berjumlah 98. yang setuju perwakilan pemerintah berjumlah 37 kata ganti, dan kelompok tidak setuju berjumlah 61 kata ganti. Jumlah kata ganti kelompok “pro” yang berpihak 9 dan tidak berpihak 28 kata ganti. Selanjutnya jumlah kata ganti kelompok “kontra” yang berpihak 10 dan yang tidak berpihak berjumlah 51. Itu artinya terlihat secara jelas ideologi, karakteristik Najwa Sihab dalam hal ini bersifat terbuka, idependen dan tidak memihak kerena di kelompok pro dari 37 hanya 9 kata ganti yang memihak, dan kelompok kontra dari 61 kata ganti hanya 10 yang memihakEman KusdiyanaBahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran. Maksud dan tujuan kepada orang lain dan selain itu bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan. Dengan demikian seseorang memerlukan mempelajari secara mendalam atau mengadakan penelitian terhadap suatu bahasa baik bahasa yang dimiliki bahasa Indonesia maupun bahasa asing bahasa Jepang dalam aspek fonologi, morfologi, sematik atau sintaksisnya. bhsjepang-emanMorfologi Bentuk, Makna, dan FungsiZaenal ArifinDan JunaiyahArifin, Zaenal dan Junaiyah. 2007. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta PT Bahasa Indonesia IIJ S BaduduBadudu, 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Bleiler. Everett F. 1993. Basic Japanese Grammar. Tokyo Tutle Ilmu BahasaBambang CahyonoYudiCahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya Airlangga University Kata dalam Bahasa JepangAhmad DahidiDahidi, Ahmad. "Kelas Kata dalam Bahasa Jepang," diunduh 11 Februari 2017 dari Direktori. ANG/195802281983031-AHMAD_DAHIDI/Artikel2/KELAS_KATA_DALAM_BAHASA_JEPAN Besar Bahasa IndonesiaNasional Departemen PendidikanDepartemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Bahasa Dasar Bahasa IndonesiaDkk EfendiEfendi, dkk. 2015. Tata Bahasa Dasar Bahasa Indonesia. Bandung Remaja Sebuah Pengantar Kemahiran BahasaGorys KerafKeraf, Gorys. 1997. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores Penerbit Nusa Nihongo Bunpou -kaiteibanTakubo MasuokaMasuoka, Takubo 1992. Kiso Nihongo Bunpou -kaiteiban. Kuroshio. uBZKsX.
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/335
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/10
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/305
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/156
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/104
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/150
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/227
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/399
  • q9o1tgzmq0.pages.dev/45
  • persamaan bahasa indonesia dan jepang